Kota Pekalongan – Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid meminta kepada seluruh para pelaku usaha untuk berkomitmen mengelola limbah buangan sesuai baku mutu (BM) sebelum dibuang ke lingkungan. Hal ini dilakukan agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Hal ini disampaikannya saat membuka kegiatan Pelatihan Produksi Bersih yang diselenggarakan oleh Dinperinaker Kota Pekalongan bersinergi dengan Dekranasda Kota Pekalongan dalam Kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pelaksanaan Pemberdayaan Industri dan Peran Serta Masyarakat, berlangsung di Hotel Dafam Pekalongan, Selasa (26/7/2022). Dalam kegiatan tersebut, hadir pula narasumber dari peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional, Aris Mukimin
yang memperkenalkan alat pengolah limbah sederhana skala rumahan.
Walikota Aaf menyampaikan bahwa, Pemerintah Kota Pekalongan sejatinya telah membangun sejumlah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di beberapa industri kampung batik di Kota Pekalongan. Namun, hal tersebut belum sepenuhnya optimal, mengingat kondisi sungai di Kota Pekalongan masih dipenuhi dengan limbah yang belum terkelola dengan baik. Oleh sebab itu, perlunya kesadaran bersama untuk sama-sama mengolah limbah supaya tidak mencemari lingkungan sekitar.
“Di beberapa IKM di Kota Pekalongan masih banyak yang limbah hasil produksinya di buang ke sungai ataupun selokan, sehingga sungai ataupun drainase menjadi kotor dan bau. Pengelolaan limbah ini sejatinya bukan hanya tugas pemerintah saja, tetapi di dalamnya ada komitmen dan tanggungjawab bersama untuk saling menjaga agar tidak mencemari lingkungan,” ucap Aaf.
Menurutnya, dengan adanya pelatihan Produksi Bersih ini diharapkan para pelaku IKM dalam menjalankan usahanya bisa berpegang teguh dan berkomitmen untuk mewujudkan Produksi Bersih (Industri Hijau) untuk meminimalisir limbah yang dihasilkan tidak merusak lingkungan. Pihaknya pun mengapresiasi dan menyambut baik adanya terobosan berupa alat pengolah limbah sederhana yang ramah lingkungan yang dikenalkan oleh BRIN.
“Kalau dilihat alat sederhana ini bisa mengelola industri kecil rumahan, terjangkau dan mudah dioperasionalkan. Namun, yang lebih penting kami tekankan, para pelaku IKM ini harus konsisten dan komitmen untuk mengolah limbah supaya tidak mencemari lingkungan
. Kami ingin, ekonomi masyarakat tetap jalan, usaha batik, UMKM, maupun IKM laris namun lingkungannya juga tetap terjaga,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso, menjelaskan bahwa, pelatihan Produksi Bersih ini menyasar 30 orang pelaku IKM di Kota Pekalongan, terdiri dari 20 orang pelaku sektor tekstil dan 10 orang IKM makanan serta minuman. Pelatihan ini dimaksudkan untuk mengkampanyekan tentang pentingnya produksi bersih dalam proses pengolahan usaha yang dikelola IKM, agar mereka terus memperhatikan ramah lingkungan. Hal ini dinilai penting, supaya daya dukung lingkungan di Kota Pekalongan bisa bertahan dalam jangka panjang untuk menjaga keberlangsungan IKM di Kota Batik ini. Disamping itu, Kota Pekalongan tengah dihadapkan pada citra atau persoalan-persoalan terkait dengan pencemaran air dan lingkungan lainnya yang disebabkan oleh sejumlah faktor.
“Tentu harapannya dengan kami terus mengkampanyekan Produksi Bersih ini, akan membangun kesadaran di kalangan produsen, dan di saat yang sama pula, kami berharap agar konsumen atau masyarakat terus meningkatkan kesadarannya terkait pentingnya memilah produksi yang ramah lingkungan di dalam mereka melakukan transaksi-transaksi,” tutur SBS, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, SBS menambahkan, Dinperinaker terus melakukan pembinaaan dan pelatihan kepada para pelaku IKM dengan menggandeng BRIN untuk memberikan bimbingan teknis tentang tata cara sederhana dalam melakukan pengolahan limbah-limbah baik batik maupun produksi makanan dan minuman. Adapun tindaklanjut pelatihan ini, keesokan harinya, Dinperinaker bersama pelaku IKM akan langsung mempraktekkan di lapangan mengenai pengolahan limbah ramah lingkungan ini dengan menggandeng salah satu mitra Dinperinaker, SMK Muhammadiyah yang juga melakukan inovasi pengolahan limbah.
“Dengan harapan, inovasi-inovasi ini memberikan suatu inspirasi kepada pelaku IKM untuk bisa mulai menerapkan pengolahan produksi bersih pada usahanya. Tentunya limbah-limbah yang dihasilkan oleh para pelaku IKM ini harus diolah terlebih dahulu, agar ramah lingkungan, terlebih bisa diolah kembali untuk menghasilkan sesuatu yang berekonomi tinggi,” tandasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)