Kota Pekalongan – Orangtua adalah pendidik pertama dan utama yang sangat penting untuk membentuk karakter anak sejak dini. Pendidikan tak hanya tanggung jawab sekolah tetapi tiga pilar yang harus sinergi yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan dasar ini Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Pekalongan melalui Lakondik menggelar Kelas Orang Tua yang mengusung tema Orang Tua Spesial untuk Anak Spesial di Aula Dindik Kota Pekalongan, Sabtu (7/3/2020).
Hal ini diungkapkan Kepala Dindik Kota Pekalongan, Drs Soeroso MPd usai memberikan pengarahan. Disamapaikan Soeroso bahwa kegiatan hari ini sebanyak 150 orang tua beserta anak-anak spesial. “Kami mengundang para orang tua agar mereka mengetahui pelayanannya kepada anak, cara dan sikap mereka mendidikpun berbeda, termasuk untuk sekolah anak. “Pendidikan keluarga ini harus dipahami betul oleh orang tua. Tidak boleh kewajiban orang tua dilimpahkan sepenuhnya kepada PAUD atau sekolah,” tegas Soeroso.
Melalui kelas orang tua ini Soeroso ingin merangkul para orang tua agar memanfaatkan Layanan Lakondik di Dindik Kota Pekalongan. “Dengan Lakondik para orang tua untuk bebas melakukan konseling sehingga pendidikan yang diberikan kepada anak adalah pendidikan terbaik. Semoga masyarakat semakin paham pilar pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat yang semuanya harus seimbang,” terang Soeroso.
Sementara itu, Kepala Seksi Kurikulum dan Kelembagaan PAUD Dindik Kota Pekalongan, Sherly Imanda Hidayah SPsi menjelaskan, kegiatan hari ini kaitannya dengan anak-anak spesial yang memiliki keterlambatan/ kelebihan dari temannya yang lain. “Undangan kali ini untuk wali murid anak paud usia 0-6 tahun. Semoga mereka menyadari betul bagaimana selama ini penanganan dan juga dukungan untuk anak. Jangan sampai keluarga menolak keunikan anak,” ungkap Sherly.
Diutarakan Sherly, di Kota Pekalongan saat ini ada sekitar 200 anak istimewa. Yang diundang saat ini sebanyak 165. Melalui kegiatan ini kita intervensi sekolah-sekolah yang belum ada pendampingan istimewanya, sehingga harapannya tidak hanya orang tuanya yang paham penanganan anak yang special, otomatis gurunya pun paham.
“Kami menghadirkan psikolog dari RSUD Bendan yang juga dokter fisik dan rehabilitasi medik. Yang dibahas, pertama yakni pengenalan, apakah anak ini bermasalah atau tidak. Kemudian bagaimana kita menerima ini memberikan motivasi ke mereka (anak spesial) agar mereka juga tidak dianggap sebelah mata oleh keluarganya. Kerena hal ini akan sangat berdampak terhadap perkembangannya. Memang terkadang anak-anak yang spesial ini orang tuanya menolak dulu, tidak bisa menerima bahwasanya anak ini spesial sehingga harus diperlakukan secara spesial juga,” pungkas Sherly.
Sumber Dinkominfo Kota Pekalongan